SAHABATKU MUSUHKU
Pagi
hari yang cerah, Aku pergi berangkat sekolah bersama sahabatku bernama Weni.
Kita bersahabat sudah mulai sejak kecil. Saat pelajaran Bahasa Indonesia dimulai,
aku tidak mendengarkan dengan baik penjelasan dari guruku, pandanganku tertuju
kemana-mana. Ketika aku melihat halaman depan kelas terlihat seorang cowok
berjalan dan aku pun mulai penasaran dengan cowok tadi. Tanpa kusadari
pelajaran Bahasa Indonesia hampir selesai. Guruku memberikan sebuah pertanyaan
untukku, dan aku tidak bisa menjawab karena tidak memperhatikan penjelasan dari
guruku tadi. Aku diberi hukuman membuat sebuah puisi, cerpen, dan pantun untuk
dikumpulkan besok.
Bel
pulang sekolah pun berbunyi, aku pun pulang bersama sahatku Weni. Aku
menceritakan kejadian tadi sama Weni dan Weni berjanji untuk membantuku
mengerjakan tugas. Malam hari Weni datang ke rumahku untuk membantuku
mengerjakan tugas, tetapi dia telat karena aku sudah selesai mengerjakannya.
Keesokan
harinya aku mengumpulkan tugasku tadi ke kantor, tiba-tiba aku bertabrakan
dengan Fadli, kakak kelasku yang dulu aku lihat di halaman depan kelas. Entah
kenapa hatiku terasa berdebar-debar saat di dekatnya. Fadli meminta maaf
kepadaku dan membantuku membereskan tugasku yang jatuh berserakan. Dari sinilah
aku dan Fadli mulai berkenalan. Tiba-tiba Fadli mengajakku untuk makan malam
sebagai permintaan maafnya dan tanpa basa-basi pun aku menerima ajaknnya.
Setelah itu Fadli lansung kembali ke kelasnya. Dengan segera aku pun bergegas
mengumpulkan tugas ke kantor.
Malam
hari yang kunanti pun tiba, aku berdandan secantik mungkin untuk pergi ke acara
makan malam dengan Fadli. Ketika aku sampai di sebuah restoran, Fadli sudah
menunggu di sana dan aku pun mulai menghampirinya.
“Malam ini kamu cantik sekali” puji Fadli.
“Biasa aja kali kak” balasku.
“Jujur ya aku tu ngerasa menyukaimu sejak pertama
kali bertemu denganmu padahal kita kan baru kenal”Fadli menegaskan.
“Aku juga demikian kak”jawabku
Setelah saling bercerita pengalaman masing-masing
dan mengungkapkan perasaan, mereka bergegas pulang. Dan Fadli mengantarku
sampai rumah.
Di
sekolah aku bertemu dengan Fadli dan Fadli mengajakku ke kantin. Dia menyatakan
cinta kepadaku dan akupun menerimanya. Setelah itu aku pun bercerita tentang
cocow baruku kepada Weni. Saat Weni main ke rumahku, tak beberapa lama Fadli
datang ke rumahku. Aku mengenalkan Fadli kepada Weni.
“Sayang kenalin ini Weni sahabatku”kataku
“Senang betemu denganmu Wen”Fadli menjawab sambil
mengulurkan tangannya.
“Aku juga kak”kata Weni
Saat
aku membuatkan minuman, mereka asik ngobrol-ngobrol dan tanpa aku sadari mereka
saling bertukar nomor hanphone. Tiga bulan sudah aku menjalin hubungan dengan Fadli
dan aku merasa bahagia karena bisa mendapat cowok sebaik dan setampan Fadli.
Saat aku ke rumah Weni aku bertemu dengan Fadli.
“Yang ngapain kamu di sini?”tanyaku kepada Fadli
“Kak Fadli Cuma ngajari aku pelajaran
Biologi”jawab Weni
“Weni benar yang kamu kan tahu kalau aku sayang
benget sama kamu”
Dan aku pun percaya kepada mereka.
Pagi
hari saat aku pergi ke sekolah, aku melihat Weni boncengan dengan seorang
cowok, aku pikir itu adalah cowok barunya Weni. Sesampai di sekolah aku
bertanya kepada Weni “siapa yang boncengin kamu ke sekolah tadi?”
“Temen aku”jawab Weni
“Temen apa temen, kapan ngenalinnya ke aku?”tanyaku
penasaran
“Pokoknya nanti kalau sampai waktunya aku kenalin”
Saat
istirahat aku bertemu aku bertemu Fadli dan Weni sedang berduaan di taman. Aku
ke sana dan Weni pun pergi karena merasa tidak enak denganku.
“Yang nanti ke mall yuk!”ajak Fadli
“Apa yang nggak buat kamu”
Sepulang sekolah mereka pun pergi ke mall. Dan
setelah mengantar aku pulang, diam-diam Fadli mengajak Weni nonton bioskop.
Aku
mulai curiga dengan kedekatan cowokku dengan sahabatku, aku pun mulai mencari
tahu ada apa dibalik ini semua. Ketika aku meminjam hanphonnya Weni, tanganku
tergerak untuk membuka foto dan ternyata ada foto Fadli bersama Weni yang
bermesraan. Aku pun mulai membuka inbox di HP Weni dan di sana dipenuhi pesan
dari Fadli yang memanggil dengan sebutan baby.
Seminggu
kemudian aku menelpon Fadli dan Weni untuk ketemuan di sebuah pantai. Setelah
mereka sampai, aku bertanya ada apa dengan mereka. Awalnya mereka tak mau jujur
tapi lama kelamaan mereka jujur atas hubungan mereka yang terjalin setelah satu
minggu aku jadian sama Fadli. Saat itu Fadli dan Weni meminta maaf kepadaku dan
aku pun memaafkan mereka. Aku ikhlas kalau cowokku jadian sama sahabat kecilku.
Aku segera pulang dengan perasaan sedih.
No comments:
Post a Comment